Ketika Membuka Mata


Ketika ku tau bahwa takdir tidak sepihak dengan jalan pikirku, saat dimana sebuah harapan yang kadang hanya menjadi angan-angan. Kini ku tau bahwa hidupku dimulai dari menutup mata dan kembali dengan mata terbuka dan berharap semua ini nyata…
“Risti, tunggu!! Kau ini selalu saja meninggalkan temanmu ini. Dasar!!”, seru teman di belakangku.
“Kamu, saja yang dari tadi lelet!”, jawabku membetak.
“Ya iyalah, emang tadi nggak lihat Ris?”, tanyanya lagi padaku.
“Liat apa sih?”, tanyaku geram.
“Itu tuh cowok pindahan di sekolah kita?”, jawabnya kembali.
“Hh, sorry gue nggak sempet liat Sit, gue buru-buru. O ya gue ingatin ya semua cowok itu sama, nggak ada yang beda!!”, jawabku sambil berhenti sejenak lalu pergi meninggalkan temanku itu.
Semester 1 telah berlalu kini aku sibuk dengan tugas-tugas yang telah menumpuk beberapa hari kemarin. Entah ada apa siswa-siswa perempuan di kelasku, mendengar bahwa ada siswa baru di kelas sebelah mereka lari pergi melihatnya, katanya sih cowok. Bagaikan kerbau terbirit-birit berebutan makanannya. Tapi hanya aku aja yang tak tertarik sama sekali, menurutku itu hanya membuang-buang waktu untuk persiapan Tes semester 2.
aat aku sedang menuju perpustakaan untuk meminjam beberapa buku untuk belajar, Bu Umi memanggilku dari belakang.
...................................... *****................................................................
“Risti!! Tunggu dulu nak ibu ingin bicara”, teriak Bu Umi memanggilku.
“Iya Bu”, jawabku sambil berhenti melangkahkan kaki.
“Begini nak Risti, saya hanya menegur, sudah 1 minggu nak Risti belum membayar uang SPP, kalau boleh tau kapan nak Risti membayarnya?”, tanya Bu Umi padaku, aku pun terkejut, aku bahkan lupa kalau aku belum membayar uang SPP
“Maaf Bu, pasti akan segera saya lunasi uang SPPnya”, jawabku dengan lembut
“Baiklah nak Risti, saya pergi dulu ya”, jawabnya kembali sambil berpaling meninggalkanku.
Aku pun juga pergi menuju perpustakaan.
Malam ini aku merenungkan sebuah impianku yang kadang aku ragu dengan impianku sendiri, Apakah akau dapat mewujudkannya? Apakah aku mampu? Ataukah itu hanyalah angan-angan?. Tapi saat kutau bahwa mimpiku tidak akan terwujud dengan keadaanku sekarang ini, aku pun memikirkan hal lain, hal yang mungkin akan terwujud dan salah satunya adalah “BELAJAR DENGAN GIAT”.
Satu minggu telah berlalu Tes semester 2 telah terlewati, hari ini adalah di mana semua nilai siswa ditempel di papan pengumuman. Aku pun yang tidak sabar dengan hasil nilaiku, berjalan bersama Siti temanku menuju lobi. Aku yang tak sabar dengan hasil nilaiku, aku harus mendesak-desak yang lainnya. Dan apa hasilnya? Sungguh tak percaya aku peringkat no. 2 untuk juara umum dan 1 untuk juara kelas. Tandanya aku tak perlu lagi memikirkan uang SPP karena aku akan mendapatkan beasiswa, artinya sekolah gratis. Tanpa sadar akupun berteriak di depan semua siswa-siswa yang lain. Hingga semua siswa mengarah padaku, Siti pun membungkam mulutku dengan tangannya, sungguh benar-benar tak percaya. Mimpiku terwujud dengan sekali ucapan. MIMPIKU TERWUJUD HANYA DENGAN MEMBUKA MATA, DAN TANPA SADAR MIMPIKU TELAH TERWUJUD.
Segala mimpi akan terwujud, jika kau berusaha mimpiku juga sederhana hanya ingin sukses, dan jika kau mengerti “MIMPIMU BENAR-BENAR TERWUJUD DENGAN MENUTUP MATA DAN BERHARAP SAAT KAU MEMBUKANYA KEMBALI MIMPI-MIMPIMU TELAH DI DEPAN MATA”.

0 komentar:

Posting Komentar