Can’t be Together

Aneh memang. Meski aku sudah tau bahwa dia sudah tak sendiri lagi tapi entah mengapa aku tetap mengharapkannnya dan tetap menginginkan dirinya. Meski berulang kali aku mencoba tetapi tetap saja rasaku itu tak mampu tuk aku hapuskan.
Rasa itu tetap ada. Tetap bertahan dan enggan untuk berlalu.
Adinda, itu nama gadis yang beruntung itu. Gadis itu dan pangeran impianku ternyata sudah menjalin hubungan sejak lama. Yah kalau boleh dikatakan aku terlambat masuk dalam hidupnya. Terlambat sudah bagiku mengenal dirinya. Menurutku itu tak adil bagiku. Sungguh tidak adil. Sungguh disayangkan memang tapi aku tak bisa berbuat apapun semuanya mungkin sudah ditakdirkan seperti itu.
“Kok diam?” tanyanya
“nggak apa-apa” jawabku
“Kenapa perasaanmu tak kau utarakan saja padanya?” tanyanya lagi. Aku hanya diam. Aku terdiam karena memang aku tak memiliki jawaban. Karena sebenarnya selama ini orang yang kusukai itu adalah dia. Tapi mungkin saja dia tidak menyadarinya.
“Mulai besok aku akan pergi” kataku dia terlihat kaget dengan ucapanku
“Jangan bercanda astrid,”
“Aku serius” ucapku
“Kenapa begitu mendadak?” Tanya agsar padaku masih dengan wajah kagetnya. Aku tersenyum dan menatap dia yang kukasihi. Dalam hati aku menjerit dan menangis.
Sejak dulu hanya dia yang membuatku mampu bertahan disini namun sekarang tak ada lagi alasan buatku berada di sini. Aku hanya akan membuat luka di hatiku semakin parah karena harus terus-menerus mengingat hubungannya dengan gadis itu.
“Aku mendapatkan tawaran kerja yang dekat dengan kampusku dan gajinya lumayan lebih besar” jelasku padanya. Dia hanya diam entah apa yang dia pikirkan.
“Lalu bagaimana dengan tempat tinggalmu?” tanyanya lagi.
“Aku sudah mendapatkannya. Dan sepertinya aku beruntung kali ini karena tempatku itu juga dekat dengan tempat kerja dan kampusku. Uang sewanya juga cukup terjangkau” Jelasku dengan sumringah.
Yah kalau dipikir-pikir aku memang cukup beruntung namun entah mengapa sepertinya keberuntungan itu datang di saat yang kurang tepat sehingga aku tak bisa merasa terkagum atas kehadirannya.
Aku berat untuk pergi hanya karena dia dan kuharap dia tahu hal itu.
“Baiklah kalau kau sudah memutuskannya. Tak ada alasan bagiku mencegahmu pergi kan? Aku lega kau sudah mendapatkan tempat dan pekerjaan yang bagus. Selamat ya.” Ucapnya tulus dengan senyuman pula.
“Hahh… andai kau tau perasaanku padamu, apakah kau akan tetap berkata demikian?” gumamku
“Iya.. terimakasih atas dukungannya” jawabku dengan rasa yang diombang-ambingkan simfoni perpisahan.
Akhirnya kita harus berpisah orang terkasihku.Semoga kau selalu bahagia ya bersama dia yang kau cintai, Walau tak bisa bersama setidaknya aku akan berusaha menjaga rasaku ini hanya untukmu.
Selamat tinggal orang terkasihku. Aku akan selalu membawamu dalam setiap doa yang terucap dari hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular

Recent Posts