Can’t be Together

Aneh memang. Meski aku sudah tau bahwa dia sudah tak sendiri lagi tapi entah mengapa aku tetap mengharapkannnya dan tetap menginginkan dirinya. Meski berulang kali aku mencoba tetapi tetap saja rasaku itu tak mampu tuk aku hapuskan.
Rasa itu tetap ada. Tetap bertahan dan enggan untuk berlalu.
Adinda, itu nama gadis yang beruntung itu. Gadis itu dan pangeran impianku ternyata sudah menjalin hubungan sejak lama. Yah kalau boleh dikatakan aku terlambat masuk dalam hidupnya. Terlambat sudah bagiku mengenal dirinya. Menurutku itu tak adil bagiku. Sungguh tidak adil. Sungguh disayangkan memang tapi aku tak bisa berbuat apapun semuanya mungkin sudah ditakdirkan seperti itu.
“Kok diam?” tanyanya
“nggak apa-apa” jawabku
“Kenapa perasaanmu tak kau utarakan saja padanya?” tanyanya lagi. Aku hanya diam. Aku terdiam karena memang aku tak memiliki jawaban. Karena sebenarnya selama ini orang yang kusukai itu adalah dia. Tapi mungkin saja dia tidak menyadarinya.
“Mulai besok aku akan pergi” kataku dia terlihat kaget dengan ucapanku
“Jangan bercanda astrid,”
“Aku serius” ucapku

Akhir Cerita

Akhir Cerita

Di Penghujung senja,
Ketika sampai padanya pesan
terakhir dari seseorang yang
pernah datang dan mengukir kisah dalam hidupnya
"Semoga kita bahagia dengan jalan kita masing-masing."
Kalimat itu membuat matanya mengembun, tak tahu kenapa,
air mata menetes dengan sendirinya
Bisiknya pada hari,
Seperti senja bukan?
Pertemuan singkat tapi
meninggalkan begitu banyak cerita.
Mungkin ini terakhir kali kita
Meneteskan air mata untuk
segala perjalanan panjang ini,
Kisahmu sudah tak bisa lagi
Kubawa dalam langkahku,
Tapi Perjalanannya akan selalu ada dalam jiwaku
Terima Kasih untuk segala
hiruk-pikuk perjalanan ini,

Maaf aku pamit,
Kutinggalkan kau karena-Nya
Aku juga tak kembali karena-Nya.
Do'a baik untukmu dan seseorang
Yang kini berada di sampingmu.

@by : iwan