Manusia
sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan
pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan ketiganya
biasa disebut dengan tripusat pendidikan. Iingkungan yang pertama kali dikenal
oleh anak, tapi merupakan hal yang terpenting adalah keluarga. Pada
masyarakat yang masih sederhana, keluarga mempunyai dua fungsi; fungsi konsumsi
dan fungsi produksi. Kedua fungsi ini mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi
anak. Kehidupan masa depan anak pada masyarakat tradisional tidak jauh berbeda
dengan kehidupan orang tuannya. Pada masyarakat semacam ini, orang tua yang
mengajar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup. Orang tua
pula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Sampai
anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri. Tetapi pada masyarakat modern, maka pendidikan yang
semula menjadi tanggung jawab keluarga itu kini sebagian besar diambil alih
oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Pada tingkat permulaan fungsi
ibu sebagian sudah diambil alih oleh pendidikan prasekolah. Bahkan fungsi
pembentukan watak dan sikap mental pada masyarakat modern berangsur-angsur
diambil alih oleh sekolah dan organisasi sosial lainnya. Meskipun
keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula menjadi tanggung jawabnya,
namun keluarga masih tetap merupakan lembaga yang paling penting dalam proses
sosialisasi anak, karena keluarga yang memberikan tuntunan dan contoh-contoh
semenjak masa anak sampai dewasa dan berdiri sendiri. Namun dalam masyarakat
modern orang tua harus membagi otoritas dengan orang lain terutama guru dan
pemuka masyarakat, bahkan dengan anak mereka sendiri yang memperolah pengetahuan
baru dari luar keluarga. Perubahan sifat hubungan orang tua dengan anaknya itu,
akan diiringi pula dengan perubahan hubungan guru siswa serta didukung iklim
keterbukaan yang demokratis dalam masyarakat. Dengan kata lain, terdapat
hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga pusat pendidikan itu.
Secara
sosial-psikologis, keterlibatan orang tua dalam mendidik anak-anaknya adalah
tuntutan sosial dan kejiwaannya. Sebab pada umumnya setiap individu
berkeinginan memiliki posisi terhormat di hadapan orang lain dan setiap
individu meyakini bahwa kehormatan adalah kebutuhan naluri insaniahnya. Tidak
seorangpun yang akan menjatuhkan martabatnya sendiri di hadapan orang lain.
Dalam konteks ini, anak adalah simbol sosial dan kebanggaan psikologis orang
tua di lingkungan sosialnya. Lingkungan yang baik juga akan ikut berbangga hati
jika terdapat anak sebagai generasi penerus yang berkualitas dan mampu
meninggikan martabat dan nama baik lingkungan sosial dan bangsanya. Orang
tua (ibu dan ayah) sebagai pendidik utama di keluarga harus saling bekerja sama
untuk mendidik anaknya. Bagi suami yang mempunyai kelebihan ilmu dan
keterampilan mendidik, harus mengajarkan kepada istrinya dan begitu pula
sebaliknya. Dengan demikian antara suami dan istri saling menutupi kelemahannya
masing-masing. Di antara anggota keluarga, maka peranan ibu adalah
yang paling dominan dan penting terhadap anak-anaknya. Hal tersebut dikarenakan
sejak anak dilahirkan, ibu adalah orang yang selalu di sampingnya. Ibu yang
memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu bercengkerama dengan
anak-anaknya. Itulah sebab kenapa kebanyakan anak lebih dekat dan lebih
mencintai ibunya dari pada anggota keluarga lainnya. Pendidikan
seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat
diabaikan sama sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang
bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya. Baik dan buruknya pendidikan ibu
terhadap anak-anaknya berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya
di kemudian hari. Oleh karena itu pendidikan yang dimiliki oleh seorang ibu
sangat penting sebagai modal dalam mendidik anaknya. Ibu yang baik akan
memberikan satu tradisi yang baik dan berguna bagi anak-anaknya. Tradisi
tersebut seperti melekatkan hati sang anak dengan masyarakatnya melalui
berbagai aktivitas yang berguna. Seorang pendidik yang mendidik satu anak perempuan
adalah lebih utama dibanding seorang pendidik yang mendidik satu anak laki-laki
karena dari rahim perempuan itulah akan lahir anak-anak yang akan dididik
olehnya. Apabila perempuan terdidik dengan baik niscaya pemerataan pendidikan
telah mencapai sasaran sebab ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam
keluarga. Minim sekali orang yang terlepas dari jangkauan ibunya. Ibu adalah
pendidik dan sekolah bagi rakyat yang mau mengajar dan mendidik tanpa mengenal
lelah. Ibu mencurahkan semua waktu, tenaga, emosi, dan ekonomi untuk mendidik
anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Di samping ibu, seorang ayah juga memegang peranan yang penting pula
Dalam
ilmu pendidikan, peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya antara lain :
1.
Sumber kekuasaan di dalam keluarganya;
2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau
dunia luar;
3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga;
4.
Pelindung terhadap ancaman luar;
5. Hakim atau yang mengadili jika terjadi
perselisihan;
6. Pendidik dalam segi-segi rasional.
Ada
beberapa yang bisa dilakukan oleh ayah untuk mendidik anak dalam
mengembangkan karakternya, antara lain : 1.
Selalu menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan anak walaupun hanya
sebentar. Keterlibatan ayah ini dapat dilakukan melalui permainan, pemberian
pujian, dukungan, dan menanyakan kejadian-kejadian yang dialami anak
pada hari itu. 2. Menghindari tingkah laku menghina, meremehkan,
memarahi, dan memerintah anak karena hal ini akan menimbulkan perilaku agresif
dan tidak kooperatif pada anak. 3. Mengusahakan ikut terlibat secara aktif dalam
mentransfer nilai-nilai yang baik bersama anak. 4.
Mengupayakan diri sebagai figur idola bagi anak-anaknya. Misalnya dengan
istiqomah dalam memberikan kasih sayang, perhatian, sikap tulus, supporting,
dan kehangatan Bagi anak laki-laki, ayah dapat menjadi contoh yang
baik baginya untuk belajar bagaimana berkata, bersikap, berperilaku, dan
berfikir sebagai seorang laki-laki. Selain itu juga anak memerlukan sosok yang inspiratif yang menjadi panutan dan tauladan bagi anak dalam kehidupan sehari-harinya. Melalui ayahnya, anak laki-laki belajar
tentang cara memperlakukan perempuan, cara menyelesaikan masalah, dan cara
mempertahankan pendapat. Bagi anak perempuan, ayah merupakan tempat dia belajar
tentang hal-hal yang biasanya dominan pada laki-laki, seperti kekuatan, ketegaran,
keruntutan berfikir, pengendalian emosi, dan lain-lain. #sahabatkeluarga
0 komentar:
Posting Komentar